Archive for January, 2010

Nyaman Bekerja Di Rumah

.article_label_col { width: 11em;}.article_content_col { width: 23em;}

Rumah mungil juga bisa, kok, punya ruang kerja. Yang penting, optimalkan ruangan yang ada, serta gunakan warna-warna yang cocok agar ide kreatif lancar mengalir.
Memiliki ruang kerja sendiri di rumah memang ideal. Tapi lahan yang terbatas kerap menjadi kendala. Hal ini bisa lo disiasati dengan memaksimalkan ruangan dan perabot yang ada, dan voila ruang kerja mungil yang cantik ada di hadapan Anda.
Sebelum membangun ruang kerja, tentukan dulu makna sebuah ruang kerja bagi Anda, karena ruang kerja harus memenuhi kebutuhan pemilik rumah. “Tentu saja pemilik rumah memiliki kegiatan berbeda-beda. Ada yang cuma butuh laptop saja untuk kerja, tapi ada juga yang perlu peralatan lebih banyak,” papar Ir. San Judi Roseno.
Ruang kerja yang bagus bisa menjembatani semua kegiatan si pemilik dan beraktivitas di sana. “Kalau hanya memerlukan laptop, misalnya, itu kan berarti memakai meja kecil saja sudah cukup,” ulas arsitek yang akrab dipanggil Isaaq ini.
Isaaq mencontohkan ruang kerja sebuah rumah di bilangan Depok ini. “Luas ruangan hanya 2×1,8 meter tapi bisa jadi ruang kerja. Si pemilik yang berkecimpung di dunia pemasaran adalah penggemar olahraga golf yang butuh ruang untuk menyimpan peralatan golf. “Agar pas, saya buatkan meja dan lemari gantung sebagai tempat menyimpan buku dan berkas. Di bawahnya ada lemari menyimpan stik golf,” jelas Isaaq tentang ruang kerja bernuansa abu-abu muda dengan aksen warna merah pada salah satu lemari.
Optimalkan Matahari
Lain lagi dengan ruang kerja di perumahan De Latinos BSD, Tangerang, yang bersatu dengan ruang tidur ini. “Pemilik rumah sangat sibuk, dan butuh ruang penyimpanan barang. Saya sarankan manfaatkan nakas di sebelah kiri tempat tidur sebagai meja rias, sedangkan bagian kanan dimanfaatkan sebagai meja kerja. Jadi, dalam satu ruangan banyak kegiatan yang bisa dilakukan.”
Di atas meja, diberi 3 ambalan untuk menyimpan buku atau berkas. “Tanpa harus mengorbankan ruangan lain terciptalah ruang kerja yang mungil. Simpel dan praktis. Diterapkan sebagai meja belajar anak pun bisa, kok. Paling yang berubah hanya tempat tidur saja.”
Unsur penerangan pun harus dipertimbangkan. Letakkan meja di dekat jendela, agar pada siang hari tidak butuh lampu untuk penerangan karena bisa memanfaatkan sinar matahari. Dinding dicat hijau sebagai background tempat tidur, dengan penetraliris warna putih di sebelah kanan dinding.”
Memanfaatkan sinar matahari juga dilakukan oleh Dedy untuk kamar kerjanya di Graha Hijau. Di sebelah ruang kerja adalah ruang menonton teve dan kamar tidur sang pemilik rumah. Ruang ini menghadap ke jendela luar hingga sinar terang bisa masuk ke ruangan ini.
Kesan setengah formal memang sengaja diciptakannya. “Warnanya dipilih tidak terlalu cokelat. Meja pun berbentuk elips, supaya unik. Rak di belakang meja dibuat terbuka agar gampang mencari buku-buku,” ujar Dedy yang juga mengoptimalkan cahaya matahari di siang hari.
Pengaruh Warna
1. Jangan paksakan ruang sempit jadi ruang kerja.
2. Prioritaskan ruangan yang paling diperlukan saat membangun. Kalau tidak terlalu butuh, lupakan membangun ruang kerja.
3. Hindari memakai cat terlalu terang karena terasa panas. Pakailah warna abu-abu, natural, krem, putih yang bisa membantu merefleksikan sinar matahari agar ruangan lebih terang.
4. Warna sangat memengaruhi mood kerja jadi harus membuat nyaman pemakainya.
5. Gunakan lampu meja atau standing lamp.
Noverita K. Waldan
FOTO-FOTO: Daniel Supriyono, Dok. Nova
Lokasi: Rumah Kel. Ikhwansah, Taman Tanah Baru, Depok; Kel. Hendra & Evi, Delatinos BSD, Tangerang (Arsitek: Isaaq 0815 14215 725); Kel. Dedy Raharjo & Katrine, Graha Hijau 2 Ciputat, Tangerang.

Sabut Warna untuk Hiasan Meja

Sabut kelapa yang biasa digunakan untuk cuci piring ternyata punya manfaat lain. Dengan lebih dulu mewarnainya, kita dapat memanfaatkannya sebagai hiasan meja.
BAHAN DAN ALAT:
Sabut kelapa kering yang sudah disuwir halus, pewarna, kerincing/bel tembaga ukuran kecil, serta lilin.
CARA MEMBUAT:
1. Rebus sabut dalam air yang sudah dicampur pewarna sebelumnya selama 30 menit.
2. Angkat dan bilas lalu keringkan.
CARA MENGHIAS:
1. Letakkan sebuah mangkuk terakota di atas meja.
2. Masukkan 15 – 20 batang kayu manis ukuran besar (jika tidak ada, dapat diganti dengan ranting kayu hias). Atur letaknya hingga mengelilingi mangkuk.
3. Letakkan dan atur sabut di sekeliling alas mangkuk.
4. Sebarkan beberapa bel tembaga baik di atas sabut maupun di sekitarnya.
5. Tambahkan beberapa lilin. Ingat, beri wadah untuk lilin, agar tak membakar sabut.
Dok. NOVA

Kulit Telur Dibuang Sayang

.article_label_col { width: 11em;}.article_content_col { width: 23em;}

Hanya dari kulit telur yang biasanya kita buang, jadilah hiasan cantik untuk perabot rumah. Bahkan bisa juga digunakan untuk memperindah lantai keramik.
Apa yang Anda lakukan setelah memecahkan telur untuk membuat telur mata sapi atau adonan kue? Pasti dibuang ke tempat sampah! Padahal, retakan/pecahan kulit telur bisa dimanfaatkan menjadi penghias vas, piring, lampu, asbak, kursi, meja, dan lukisan. Benda-benda tersebut juga bisa dipakai untuk memperindah interior ruangan Anda.
Gampangkah membuatnya? “Orang awam juga bisa, kok,” kata Dwiyono dari Dwiyono Art. Kulit telur hanya sebagai bahan dasar saja karena setelah melalui proses tertentu, baru bisa ditempelkan ke berbagai barang yang ingin dipercantik. “Bisa barang dari besi, kaca, tanah liat, keramik, kayu, atau lukisan. Yang terakhir cukup sulit pengerjaannya, karena perlu ketelitian.”
Langkah pertama, cuci kulit telur hingga bersih, sampai mengelupas kulit arinya. Kemudian jemur di terik matahari sampai kering, selama kurang lebih 2 atau 3 jam. Setelah kering, kulit tadi siap untuk digunakan. “Caranya, tempelkan lem kayu dengan cara ditekan, hingga muncul bintik-bintik putih. Bintik-bintik itulah letak daya tariknya.”
Usai ditempel, kulit telur digosok dengan amplas besi atau alumunium, sampai keluar pori-pori di antara sel-sel telur. Usai itu, olesi semen putih dan diwarnai sesuai keinginan. “Terakhir, digosok dan di-coating. Praktis, tanpa melalui proses pembakaran,” jelas Dwi.
Lebih suka membeli? Boleh saja. Harganya mulai Rp 4 ribu sampai jutaan rupiah. “Yang termahal adalah lukisan karena prosesnya lebih sulit dan amat memerlukan ketelitian.”
Noverita K. Waldan
Foto: Dok.Nova

Koleksi: Dwiyono Art, Art of Egg Shell, Jl. Duren IV, Penggambiran, Jakarta Timur (021 47863251)

Beda Ruang Beda Gaya

.article_label_col { width: 11em;}.article_content_col { width: 23em;}

Keselarasan ruang sangat penting, agar tak melenceng dari benang merah. Tema seperti apa yang diinginkan, merupakan poin utama agar rumah terlihat lebih apik dan rapi. Agar tak bosan dengan satu tema, buatlah beragam gaya.
Tata ruang yang baik adalah membuat perencanaan pada tema dan dekorasi seperti apa yang diinginkan. Tak sedikit orang yang ingin membuat satu tema di seluruh ruang dalam rumahnya. Misalnya, seseorang yang gemar dengan bunga matahari dan warna hijau selalu meletakkan semua unsur ini ke tiap bendanya. Atau senang dengan gaya etnik tradisional atau klasik yang berlebihan justru menambah bobot pada ruang. Kesannya terlihat sumpek.
Mengisi ruang dengan satu tema yang terlalu banyak, justru membuat pandangan menjadi lelah dan membosankan. Pilihan lain, adalah dengan memberi touch di berbagai sudut seperti pernik, aksesori serta pajangan yang menunjang. Ruangan pun tampil berbeda, walau tema yang diinginkan tidak bergeser dari semestinya. Gaya seperti ini boleh juga disebut ekletik atau kontemporer.
Paduan perabot dan elemen lain menjadi kunci utama. Paduan gaya moderen dan etnik. Atau perabot gaya retro muncul dengan moderen minimalis. Unsur-unsur inilah mencuatkan kesan campur aduk namun tetap serasi dipandang. Itulah yang tercipta pada rumah yang memadukan perabot lama dan baru. Juga tetap konsisten pada warna-warna solid atau tegas.
Gaya moderen minimalis ditampilkan di ruang tamu. Sofa motif retro berukuran besar bersanding dengan meja kopi ukuran besar. Semuanya untuk mengimbangi ruang yang luas. Perhatikan paduan sofa moderen dengan kursi anyaman tradisional. Sebagai penarik perhatian diletakkan lampu hias melengkung.
Gaya moderen natural tercipta di ruang keluarga atau TV. Unsur alam seperti kayu dan warna-warna cokelat mendominasi elemen tata ruang.
Ruang makan dan berkumpul keluarga diletakkan di sisi kolam renang. Meja moderen dan bangku ala warung bersanding selaras. Set meja yang cantik semakin memperkuat gaya ekletik.
Sebuah tempat tidur bertiang dengan ukiran tradisional menjadi point of view di ruang tidur bergaya moderen. Tetap terlihat luas dan nyaman.
Unsur alam terasa kuat di kamar mandi. Elemen dinding dan lantai menghiasi suasana private area yang memiliki perlengkapan mandi moderen.
Dok.Nova
Foto: Dok.Nova
Kontributor Teks & Visual: Hadi Nugraha
Lokasi & Perabot: Kediaman Mufrina SE, MBA Kurniawan SE, Bukit Golf Hijau, Bukit Sentul – Bogor

Perabot Tempo Doeloe Tampil Modern

.article_label_col { width: 11em;}.article_content_col { width: 23em;}

Ada 1001 kenangan di balik perabot-perabot tua. Sayangnya, hari demi hari, perabot-perabot antik tersebut semakin terlihat kusam dan tak menarik. Agar tak ketinggalan zaman, padukan furnitur bersejarah dengan sentuhan modern. Hasilnya, rumah Anda berubah menjadi lebih segar.
Di mata Ir Sigit Antroro, menyukai barang antik tidak harus berarti menerapkan seluruh perabot di sepenjuru rumah. “Terkadang kita terjebak membuat sesuatu yang kontekstual. Misal, karena banyak barang tua, perabot lain juga harus tua.”
Sigit mencontohkan sudut di ruang pamer Soffron miliknya. Sudut ruang pamer di kawasan Kemang, Jakarta Selatan ini diisi empat kursi tua beserta meja, baki tua berwarna kuning, dan lukisan kaca dari Cirebon. Semuanya diperoleh sang pemilik dari pasar loak. Sekilas terlihat, ruangan tersebut terasa sepi, kosong, dan tua. Untuk memberi kesan modern, Sigit mengubah sudut antik tersebut dengan sentuhan modern.
Kursi jati kuno yang aslinya berwarna cokelat gelap dipermanis dengan mengganti joknya dengan warna kuning. “Dulu kursi itu saya beli dengan kondisi rusak. Jadi terlihat bagus, kan, sekarang. Sesuatu yang old dikemas modern,” katanya sembari tertawa lebar.
Lukisan kaca Cirebon pun diganti dengan dua foto Bandung tempo doeloe, yang dikemas lebih modern dengan bingkai berkonsep kontemporer, yaitu bingkai hitam dan sentuhan putih di dalamnya. “Coba, deh, bandingkan jika lukisan ini dibingkai dengan frame ukir, akan terlihat biasa saja.”
Selain foto, kesan modern terungkap dari lukisan dan lampu berwarna merah. “Merah dan oranye adalah warna yang memberi aksen dan hangat, mengangkat sesuatu yang biasa menjadi hidup,” urai Sigit membuka “rahasia”. Menurutnya, berbeda dengan warna biru atau ungu, misalnya, padu padan dan jenis barang dengan warna-warna merah dan oranye sangat mudah diperoleh.”
Jadi Masterpiece
Kesalahan lain yang kerap kita lakukan adalah terjebak ke paradigma ruangan kecil tidak boleh banyak warna. “Ruangan ini, misalnya, kecil tapi sengaja memakai warna cokelat dan hijau muda. Sengaja, agar terkesan dinamis. Di mata Sigit, pertemuan antara dua sudut dengan warna berbeda punya efek yang bisa mengangkat. “Boleh saja memakai warna terang atau redup, toh bisa digabung dengan perabot lain.”
Untuk memberi kesan modern, selain warna latar, jangan lupa memilih warna khusus untuk aksen. “Awalnya, ruangan ini memakai warna kuning sebagai aksen. Sekarang saya ganti dengan merah, sehingga kuning hanya menjadi warna latar. Kalau bosan tinggal mengganti dengan elemen-elemen lain. Ambil contoh Lebaran atau Natal, diganti dengan hijau.”
Kesan modern juga bisa didapat dengan tidak memadupadankan barang tua dengan barang tua lain, karena justru akan kurang terlihat keistimewaannya. “Misalnya, sebuah rumah modern, tapi daun pintunya dibiarkan tampil antik. Akhirnya pintu itu malah tampil jadi masterpiece di rumah tersebut. “Ibaratnya seperti dapat surprise. Di tengah-tengah bangunan modern, tiba-tiba melihat sesuatu yang antik,” urai pria lulusan ITB ini. Prinsip tersebut juga bisa dipakai untuk kondisi sebaliknya.
Tampil Mahal
1. Jangan pernah lapar mata. Pertimbangkan baik-baik saat akan membeli barang antik. Jangan sampai barang yang sudah dibeli malah tidak cocok ditempatkan di rumah.
2. Tren warna sekarang lebih ke burgundy (merah kecokelatan), purple (ungu).
3. Jika ingin “aman” pilih dinding warna redup. Sebaliknya jika ingin lebih berani bereksperimen, pilih warna terang.
4. Jangan buang foto-foto lawas Anda. Berilah bingkai yang cantik dan modern agar terlihat istimewa.
Lokasi: Saffron, Kitchen & Wardrobe, Jl. Kemang Selatan VIII, Jakarta Selatan (021 7180246).
Noverita K. Waldan
Foto-foto: Dok NOVA

Segar di Sudut Ruang

.article_label_col { width: 11em;}.article_content_col { width: 23em;}

Ketika giliran menggelar arisan di rumah, permanis sudut-sudut di rumah dengan centerpiece menarik. Bagaimana jika menerapkan tema go-green alias peduli lingkungan? Segarnya aneka buah akan menghangatkan acara Anda.
Bahan&Alat:
• 10 tangkai bunga carnation
• 5 tangkai bunga teratai
• 10 tangkai bunga lili
• Bayem merah
• Kembang kol muda
• 5 tangkai hydranea
• Daun pandan (dibagi dua, untuk rangkaian bunga dan diiris sebagai alas centerpiece)
• Bunga melati
• Vas ilalang
• Meja berukuran sedang (persegi atau bulat, disesuaikan selera)
• 1 meter kain tule
• Wadah kotak persegi
• Piring
• Kue-kue dan buah-buahan
Cara Menata:
Dasar
1. Taburkan irisan memanjang daun pandan, sehingga menutupi ¾ bagian dari meja.
2. Bagian luar diisi dengan taburan bunga melati.
Vas Bunga
1. Setelah itu, tata bunga-bunga dalam vas ilalang. Untuk memudahkan penataan, penataan bisa dilakukan terlebih dulu di luar, dengan oasis.
3. Letakkan bunga carnation yang berwarna merah muda di bagian paling depan, kemudian sisipkan si ungu teratai di sebelah kiri.
4. Sebagai variasi warna, isilah bagian kanan dengan hydranea yang berwarna hijau keputihan.
5. Tata bunga lili pink dengan semburat warna putih yang batangnya sengaja tidak dipotong terlalu banyak, sebagai pusat centerpiece.
6. Untuk mendapatkan efek dramatis, letakkan bayem merah dan bunga gandum yang dibiarkan menjulur ke bawah.
7. Sisa daun pandan, sisipkan saja di vas untuk menegaskan tema go-green. Jika ada bagian daun pandan yang mengganggu, lilitkan dengan menggunakan selotip.
8. Angkat vas dan simpan di atas taburan daun pandan.
Tempat Kue
1. Simpan wadah kotak persegi, di depan vas ilalang. Agar tidak terlalu polos, alasi dengan kain tule.
2. Pada wadah kotak persegi, simpan piring dengan kue-kue dan buah-buahan.
3. Untuk menambah kesan mewah, letakkan sangkar burung (bisa diganti sesuai selera), yang diisi lilin merah muda.
4. Letakkan kembang kol muda tepat di sisi sangkar burung.
ASTRID ISNAWATI                                                                                                        KREASI: MUNA HUSIN, FLOWEROOM, DARMAWANGSA SQUARE, LT. DASAR NO. 18, JL. DARMAWANGSA NO. VI/IX, (021-7278 8328, 9827 4463)
FOTO-FOTO: ROMY PALAR/NOVA

Hati-hati Pasang Gorden Berwarna Gelap

.article_label_col { width: 11em;}.article_content_col { width: 23em;}

Gorden berwarna gelap memberikan kesan mewah. Tapi, hati-hati. Salah menempatkan bisa merusak tatanan interior.
Gorden termasuk salah satu elemen pembentuk suasana ruang. Ruangan elegan dan mewah misalnya, bisa didapat dengan menempatkan gorden berwarna gelap. Tapi, hati-hati. Meski tampak sepele, salah menempatkan gorden, berakibat fatal.
Gorden berwarna gelap, apalagi yang berbahan tebal, cenderung berkesan berat. Untuk menempatkannya, perhatikan ukuran jendela, ukuran ruang, dan warna-warna yang ada pada ruangan.
Warna gelap bersifat “mengintimidasi”, sehingga tidak cocok diaplikasikan pada ukuran jendela yang mungil. Begitu pula dengan ukuran ruang. sebaiknya, tempatkan gorden berwarna gelap, pada ruangan berukuran luas.
Satu lagi yang perlu diperhatikan, jagalah agar warna gorden senada dengan warna lantai. Jadi, gorden berwarna gelap, sebaiknya diaplikasikan pada ruangan dengan lantai berwarna senada.
Bagaimana jika lantai tidak memiliki warna senada gorden? Paling tidak warna gorden harus senada dengan warna furnitur atau aksesori yang ada di ruangan.
http://www.ideaonline.co.id

Selaras Dengan Warna Cokelat

.article_label_col { width: 11em;}.article_content_col { width: 23em;}

Sejak beberapa tahun belakangan, warna cokelat, base, atau khaki banyak digunakan dan menjadi pilihan sebagai warna utama perabot dalam ruangan. Warna yang kerap masuk dalam kategori modern natural ini memang jadi favorit. Sebab warna inilah yang tetap tren sepanjang masa.
Tahun ini orang sedang menyukai gaya yang lebih modern seperti pop-art dan retro dengan permainan warna cerah dan meriah. Namun, warna cokelat masih tetap digemari. Terbukti toko perabotan pun masih memajang dagangannya dengan warna ini.
Perabot berwarna cokelat menjadi unsur utama untuk memberikan nuansa yang lebih berimbang. Perabot seperti ini dibutuhkan untuk mempertegas tampilan ruang agar ruangan tak berkesan kosong.
Yang harus diingat, pemilihan perabot dan aksesoris dengan warna cokelat yang terlalu banyak justru membuat ruangan sumpek. Apalagi jika ruangan tidak terlalu luas. Nah untuk menyelaraskan ruangan, hindari pemilihan perabot dengan aksesoris atau piranti berwarna sama. Pilih gradasi warna yang kontras seperti cokelat tua, khaki, base atau krem.
Lokasi dan Perabot: Chantique, Plaza Semanggi lt. 3, Jakarta
Foto : Dok. Nova

Pop Art di Meja Mungil

.article_label_col { width: 11em;}.article_content_col { width: 23em;}

Sudut ruang jadi tambah semarak dengan meja mungil buatan sendiri. Bahan utamanya hanya keranjang yang dicat ulang. Tambahkan dengan papan. Anda sudah memiliki Meja mungil 3 in 1 menemani pouffs di sudut ruang.
Meja mungil multifungsi ini dapat diletakkan di sudut ruang. Bagian tengahnya dapat dijadikan wadah penyimpan majalah. Jika keranjang diangkat, bagian bawahnya dapat dijadikan meja mini agar saat lesehan lebih menyenangkan.
BAHAN DAN ALAT:
Wadah keranjang, papan, paku, palu, cat, dan kuas.
CARA MEMBUAT:
1. MEJA LESEHAN:
Potong papan yang ukurannya sesuai permukaan keranjang. Tambahkan kaki, Kuatkan dengan paku. Cat dengan warna putih.
2. PAPAN MEJA MUNGIL: Potong juga papan yang permukaannya lebih besar 5 cm dari permukaan keranjang. Cat dengan warna putih. Hias dengan motif pop-art.
3. WADAH MAJALAH: Bersihkan seluruh permukaan keranjang dengan ampelas. Cat dengan warna putih bagian luar dan dalamnya, termasuk penutupnya.
Kreasi: Indah PermataSari
Perabot dan lokasi: Chantique, Plaza Semanggi (021) 2553.6629
Syahrindra Sofyan
FOTO-FOTO: Agus Dwianto/NOVA

Menawan Di Dalam Rak

.article_label_col { width: 11em;}.article_content_col { width: 23em;}

Tak hanya melindungi kaki, sepatu juga menjadi fashion item yang layak dikoleksi. Rapikan sepatu, dan buatlah rak yang memadai agar koleksi Anda tetap awet dan bebas jamur.
Ke manapun kaki melangkah, rasanya Anda tak mungkin berjalan tanpa sepatu. Seiring perkembangan zaman, fungsi sepatu memang bukan lagi sebagai alat pelindung kaki saja, tetapi sudah merupakan bagian dari kebutuhan sehari-hari. Ke kantor, ke sekolah, ke kampus, jalan-jalan ke mal, hingga berolah raga, tentu memakai sepatu. Ya, sepatu memang sudah merupakan bagian penting dari hidup kita.
Kini jenis, model, bahan, dan warna sepatu semakin tak terhingga ragamnya. Apalagi sepatu untuk kaum hawa yang selalu berganti tren, yang tak jarang disesuaikan dengan pergantian musim di dunia Barat. Dan bagi wanita, sepatu merupakan hal penting dalam kesehariannya.
Tak perlu heran bila banyak wanita lalu memiliki banyak sekali koleksi sepatu, dibandingkan pria. Selain modelnya yang beragam, warna sepatu pun kerap disandingkan serasi dengan gaun atau busana yang dikenakannya.
Nah, jika Anda termasuk ke dalam kelompok penggemar atau pengoleksi sepatu, Anda harus menjaga dan memelihara semua koleksi sepatu yang dimiliki. Agar sepatu-sepatu cantik Anda tahan lama, tidak berjamur, dan tetap nyaman dipakai. Salah satunya, dengan cara menempatkan seluruh koleksi sepatu dengan baik di rak sepatu.
Ragam Model Rak
Rak sepatu tentu saja berfungsi sebagai tempat menyimpan sepatu-sepatu dengan aman dan baik, agar tidak cepat rusak oleh udara, debu, ataupun akibat ditumpuk dengan sepatu yang lain. Di samping itu, bahan sepatu yang berbeda-beda juga dapat menjadi salah satu faktor penting dalam menata sepatu, agar tetap awet, tidak berjamur, tidak pudar warnanya, dan tetap terawat.
Oleh karena mempunyai jenis sepatu yang amat beragam, dalam menempatkannya sebaiknya dipertimbangkan dari jenis sepatunya. Jika mempunyai sepatu favorit, sebaiknya ditempatkan pada rak yang paling mudah dijangkau. Tetapi, jika Anda mempunyai koleksi sepatu yang jarang dipakai, tempatkanlah di tempat yang tidak terlalu sering terlihat, di rak paling atas, paling dalam, bagian belakang, atau paling bawah.
Lain halnya bila Anda termasuk orang yang selalu berganti-ganti sepatu, sesuaikan dengan kegiatan dan warna pakaian yang dikenakan tiap harinya. Sebaiknya semua koleksi sepatu ditempatkan dalam rak yang memungkinkan Anda dapat melihat semuanya dari depan, agar lebih mudah mengambil, mencocokkan dengan pakaian, dan mengembalikannya ke tempat semula.
Untuk memenuhi semua kebutuhan ini, terdapat berbagai macam jenis rak sepatu. Ada rak yang terbuka maupun tertutup. Rak terbuka tentu dapat memudahkan Anda dalam memilih, mengambil, dan menaruhnya kembali. Sedangkan rak tertutup dapat membuat ruangan tampak lebih rapi dan clean, karena sepatu tak terlihat dari luar.
Kendati demikian, akan lebih baik jika rak sepatu tidak tertutup terlalu rapat, agar ada sedikit udara yang masuk sehingga sepatu tidak terlalu lembap atau kepanasan di dalam rak. Ingat, udara yang terlalu lembap atau terlalu panas, merusak kondisi sepatu. Terutama sepatu jenis kulit, akan menyebabkan jamur (terlalu lembap) atau kerusakan (kepanasan).
Ukuran rak sepatu juga tidak selalu sama dengan ukuran lemari pada umumnya. Rak sepatu akan terlihat ramping bila dibandingkan lemari lainnya. Selain itu, rak sepatu juga tidak membutuhkan area yang luas. Rak sepatu pada umumnya hanya membutuhkan lebar kurang lebih 30 cm, sedangkan panjang atau tingginya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Tips Memilih Rak Sepatu
* Pastikan dulu jumlah sepatu koleksi yang dimiliki. Jangan sampai Anda memilih rak sepatu yang terlalu kecil sehingga tidak bisa memuat semua koleksi sepatu.
* Tentukan tempat idela untuk meletakkan rak sepatu, apakah di luar kamar atau di dalam kamar (menyatu dengan walk-in closet atau wardrobe). Area ini akan mempengaruhi penentuan jenis rak yang dipilih, apakah rak terbuka atau rak tertutup.
* Sebaiknya rak sepatu dibuat miring untuk memudahkan Anda melihat, mengambil, dan menyimpannya kembali.
* Jangan lupa memberi sedikit lubang udara/ ventilasi pada rak sepatu, agar suhu di dalam rak tak terlalu lembap atau panas.
Naskah : detail studio
Website : http://detailstudio.atspace.com
Email : detailstudio@yahoo.com
Alamat : Jl. Dahlia D.54 Komp. Mabad 60 Rempoa – Ciputat
Tlp. 021-93698651
Lokasi : Hunian Lynda Ibrahim, Jakarta Selatan; Kediaman Keluarga Pramudya Winarta, Permata Buana, Jakarta Barat; Hunia Rani Haryadi, Jakarta; Index Home Furnishings, Pondok Indah, Jakarta.
Foto-foto : Walk in Closet (Idea Books), Istimewa (foto rak di bawah tangga),
Ahmad Fadillah/ NOVA (foto rak di Index)